Cemaskah anda makan daging kambing dan buah durian?

Bukan saja di kalangan awam, beberapa teman sejawat masih menyangsikan apakah sate kambing dan durian harus ditakuti? Sudah lebih satu kali saya menulis ini, dan selalu saya angkat setiap memberi seminar, termasuk juga lebih satu kali TransTV menyiarkan, bahwa makan durian, seperti halnya dengan kambing, bukanlah yang perlu kita cemaskan.

Kalau dianalisis, kandungan kolesterol daging kambing tidak berbeda dengan yang terkandung dalam daging sapi, kerbau, atau babi. Dan mengomsumsi makanan dengan kolesterol tinggi tidak serta merta langsung menimbulkan serangan jantung dan atau stroke.

Kolesterol bersama unsur lipid lainnya, yang mengawali pembentukan tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah bernama plaque, dan ini bukan peristiwa sehari dua hari. Tidak pula dalam sebulan. Perlu waktu bertahun-tahun. Itu pun apabila sejumlah faktor lain ikutbekerja.

Bukan hanya faktor lipid yang tinggi dalam darah, perlu hadir pula faktor hipertensi, diabetes, adakah peradangan pada dinding pembuluh darah, kekentalan darah, kehadiran mikro organisme tertentu (Epstein-Barr), merokok, kegemukan, dan stressor. Disebut pula faktor kekurangan vitamin dan mineral tertentu, selain faktor radikal bebas (free radical), serta faktor polusi udara.

Jadi mereka yang memikul semua risiko tersebut di ataslah yang berpotensi pada pembuluh darahnya bakal terbentuk plaque. Prosesnya pun bukan langsung sesaat setelah mengonsumsi menu berlemak berkolesterol sehingga mencetuskan serangan stroke atau jantung. Tidak pula sehabis makan sate atau sop atau gulai kambing.

Pada mereka yang tubuhnya sensitif terhadap lemak, kenaikan lipid dalam darah perlu waktu sekurangnya semalam setelah asupan menu berlemak. Hanya apabila lipid darah tinggi dibiarkan, dalam setahun akan menambah tebal tumpukan plaque setebal 2 persen saja. Bila pembentukan plaque sudah dimulai sejak usia remaja, sebagaimana yang dialami remaja di negara Barat (lantaran menunya kebarat-baratan), maka sebelum umur 40 tahun, bila lipid darah serta semua faktor yang sudah disebut di atas dibiarkan, maka tumpukan itu akan menjadi lebih dari 50 persen penampang pembuluh (kalau ketika usia belasan tahun lipid darahnya sudah  tinggi).

Soal durian, bahwa buah durian berjuluk rajanya buah. Selain manis, kandungan lemaknya tergolong lemak takjenuh yang menyehatkan (unsaturated). Mengonsumsi durian hanya menambah berat badan, karena berkalori tinggi, tidak ada bukti ilmiah bikin stroke atau serangan jantung. Selain itu tidak semua durian beralkohol. Kalaupun ada alkoholnya tidak lebih tinggi dari bir. Orang di Barat, minum bir seperti minum air putih, termasuk yang sudah darah tinggi dan tidak tercatat bikin stroke atau serangan jantung.

Orang Maroko, dan beberapa negara seperti di Nepal, hampir setiap malam menunya daging kambing bakar (barbeque). Tidak ada bukti ilmiah angka kejadian stroke atau serangan jantung di sana lebih tinggi dibanding negara yang tidak rutin mengonsumsi daging kambing.

Belum ditemukan bukti ilmiah daging kambing maupun buah durian membuat stroke dan atau serangan jantung. Hanya ada cerita saja yang beredar luas kalau pernah ada orang habis makan sate kambing dan atau habis makan durian terserang stroke atau jantung, dan itu hanya kasuistik belaka.

Bahwa secara medis suatu penyebab baru dinilai bermakna (significant), kalau semua yang makan sate kambing,dan semua yang makan durian, terserang stroke dan atau serangan jantung. Buktinya kan tidak demikian. Ada faktor lain, kebetulan saja kalau memang seseorang sudah akan serangan stroke atau jantung, sebagaimana mereka yang sudah berisiko, di mana pun dan kapan pun serangan itu akan terjadi juga. Kebetulan saja kejadiannya sehabis makan daging kambing dan atau sehabis makan durian, maka jadi kambing hitam.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.